Di
mana ada batas waktu, di mana ada batas kemungkinan, di mana ada batas
harapan ketika kita mencoba menyulam masa depan yang penuh kasih sayang.
Kesalahan yang tidak pernah aku pahami seolah bagai kejutan yang
benar-benar harus aku terima dari dirimu. Tapi yang telah terjadi, aku
menerimamu apa adanya dan bagaimana adanya. Ketika cinta itu benar ada
sebab niatan lillahi ta’ala untuk masuk ke dalam
hidupmu dan hidupku, adalah usaha sabar yang bisa aku lakukan dengan
kekuatan do’a-do’aku. Keyakinan hati ini terhadap cinta yang telah Allah
titipkan untukku tidak akan pernah aku sia-siakan. Aku tidak melihat
rupamu, hartamu, keluargamu, atau tahtamu. Aku memandang seberapa jauh
hatimu mampu menyambut cintaku dalam relung qalbumu yang ada iman di
dalamnya. Sebab aku tahu, di sanalah tempat terindah di mana Allah telah
menyiapkan bahtera cinta kita. Maka aku peluk pula segala kesalahan
yang pernah engkau perbuat sebelum kisah kita terukir agar aku mampu
memohon ampunkannya pada Ilahi. Aku bermohon dalam segala munajat agar
Tuhan tidak menghukum kita sebab dosa-dosa cinta. Lirih suaraku, desah
napasku, dan derai air mataku, segalanya pengantar do’aku yang ada
namamu di dalamnya. Aku hanya berharap satu, ridho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar