Time

Senin, 06 Juli 2015

Alfa


 
 
Di mana ada batas waktu, di mana ada batas kemungkinan, di mana ada batas harapan ketika kita mencoba menyulam masa depan yang penuh kasih sayang. Kesalahan yang tidak pernah aku pahami seolah bagai kejutan yang benar-benar harus aku terima dari dirimu. Tapi yang telah terjadi, aku menerimamu apa adanya dan bagaimana adanya. Ketika cinta itu benar ada sebab niatan lillahi ta’ala untuk masuk ke dalam hidupmu dan hidupku, adalah usaha sabar yang bisa aku lakukan dengan kekuatan do’a-do’aku. Keyakinan hati ini terhadap cinta yang telah Allah titipkan untukku tidak akan pernah aku sia-siakan. Aku tidak melihat rupamu, hartamu, keluargamu, atau tahtamu. Aku memandang seberapa jauh hatimu mampu menyambut cintaku dalam relung qalbumu yang ada iman di dalamnya. Sebab aku tahu, di sanalah tempat terindah di mana Allah telah menyiapkan bahtera cinta kita. Maka aku peluk pula segala kesalahan yang pernah engkau perbuat sebelum kisah kita terukir agar aku mampu memohon ampunkannya pada Ilahi. Aku bermohon dalam segala munajat agar Tuhan tidak menghukum kita sebab dosa-dosa cinta. Lirih suaraku, desah napasku, dan derai air mataku, segalanya pengantar do’aku yang ada namamu di dalamnya. Aku hanya berharap satu, ridho!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar